Pada tanggal 12 Juni 2025, dunia penerbangan diguncang oleh kecelakaan tragis yang menimpa pesawat Air India Boeing 787, menyebabkan ratusan korban jiwa. Laporan awal dari investigasi mengungkap percakapan terakhir yang tegang antara dua pilot, yang direkam oleh Cockpit Voice Recorder (CVR).
Dalam rekaman tersebut, tampak adanya potensi miskomunikasi atau perselisihan tentang prosedur di dalam kokpit. Yang membuat peristiwa ini semakin mencurigakan adalah ditemukannya sakelar pemutus bahan bakar dalam posisi “cutoff”—sebuah komponen penting yang terletak di area yang sulit dijangkau, sehingga kecil kemungkinan tertekan secara tidak sengaja.
Detail tersebut memicu berbagai spekulasi mulai dari kesalahan manusia, sabotase, hingga gangguan teknis. Publik menyampaikan keprihatinan dan teori mereka di media sosial, termasuk dorongan untuk pemeriksaan psikologis berkala bagi pilot, mengingat tanggung jawab besar yang mereka emban.
Tragedi ini tak hanya menyisakan luka mendalam, tetapi juga membuka diskusi global tentang perlunya peningkatan sistem keselamatan, transparansi investigasi, dan edukasi publik mengenai kompleksitas prosedur penerbangan.
Pesawat Air India 171 jenis Boeing 787-8 Dreamliner jatuh hanya 30 detik setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad menuju London Gatwick. Kecelakaan ini menewaskan 241 dari 242 orang di dalam pesawat, serta 19 orang di darat, menjadikannya salah satu insiden penerbangan paling mematikan dalam dekade terakhir.

